B. Kawasan Karst Indrakila
Karst adalah sebuah bentukan di permukaan bumi yang pada umumnya dicirikan dengan adanya depresi tertutup (closed depression), drainase permukaan, dan gua. Daerah ini dibentuk terutama oleh pelarutan batuan, kebanyakan batu gamping.Istilah karst yang dikenal di Indonesia sebenarnya diadopsi dari bahasa Yugoslavia/Slovenia. Istilah aslinya adalah krst / krast' yang merupakan nama suatu kawasan di perbatasan antara Yugoslavia dengan Italia Utara, dekat kota Trieste .
Daerah karst terbentuk oleh pelarutan batuan terjadi di litologi batuan karbonat lain misalnya dolomit, dalam evaporit seperti halnya gips dan halite, dalam silika seperti halnya batupasir dan kuarsa, dan di basalt dan granit dimana ada bagian yang kondisinya cenderung terbentuk gua (favourable). Daerah ini disebut karst asli. lain, terutama
Daerah karst dapat juga terbentuk oleh proses cuaca, kegiatan hidrolik, pergerakan tektonik, air dari pencairan salju dan pengosongan batu cair (lava). Karena proses dominan dari kasus tersebut adalah bukan pelarutan, kita dapat memilih untuk penyebutan bentuk lahan yang cocok adalah pseudokarst (karst palsu).
Ciri-ciri daerah karst antara lain :
-Daerahnya berupa cekungan-cekungan
-Terdapat bukit-bukit kecil
-Sungai-sungai yang nampak dipermukaan hilang
dan terputus ke dalam tanah.
-Adanya sungai-sungai di bawah permukaan tanah
-Adanya endapan sedimen lempung berwama merah
hasil dari pelapukan batu gamping.
-Permukaan yang terbuka nampak kasar,
berlubang-lubang dan runcing.
Gua merupakan salah satu ciri khas kawasan karst. Kawasan karst atau gunung gamping merupakan kawasan yang unik serta kaya akan sumber daya hayati dan non hayati.
Indonesia mempunyai kawasan karst seluas 20% dari total wilayahnya. Salah satu kawasan karst di Indonesia yang dikenal sebagai Gunung Sewu pernah didengungkan akan dicalonkan sebagai salah satu Warisan Dunia (World Heritage) karena keunikannya.
Proses kelahiran sebuah gua biasa disebut dengan speleogenesis, dan fitur dari geologi sangat besar pengaruhnya disini.
Ada beberapa sistem pengklasifikasian batugamping (limestone). Sebagian tergantung kepada komponen perbedaan lingkungan formasi, perbedaan material komponen, perbedaan ukuran butir, perbedaan matrix, dan perbedaan perubahan diagenesisnya. Berbagai sistem klasifikasi tersebut memungkinkan untuk adanya derajat gradasi antar klasifikasi dan ada beberapa kelengkapan tambahan.
C. Speleologi
adalah ilmu yang mempelajari gua termasuk proses pembuatannya (speleogenesis), struktur, fisik, sejarah dan aspek biologis. Asal kata speleologi berasal dari bahasa Yunani spelaion yang berarti gua dan logos yang berarti ilmu. Speleologi sering dikaitkan dengan aktivitas penjelajahan gua yang dikenal dengan istilah caving.
D. Caving
Caving adalah olah raga rekreasi menjelajahi gua.
Tantangan dari olah raga ini tergantung dari gua yang dikunjungi, tapi seringkali termasuk negosiasi lubang, kelebaran, dan air. Pemanjatan atau perangkakan sering dilakukan dan tali juga diguanakan di banyak tempat.
Caving kadangkala dilakukan hanya untuk kenikmatan melakukan aktivitas tersebut atau untuk latihan fisik, tetap awal penjelajahan, atau ilmu fisik dan biologi juga memegang peranan penting. Sistem gua yang belum dijelajahi terdiri dari beberapa daerah di Bumi dan banyak usaha dilakukan untuk mencari dan menjelajahi mereka. Di wilayah yang telah dijelajahi (seperti banyak negara dunia pertama), kebanyakan gua telah dijelajahi, dan menemukan gua baru seringkali memerlukan penggalian gua atau penyelaman gua.
Gua telah dijelajahi karena kebutuhan manusia untuk beberapa ribu tahun, namun hanya dalam beberapa abad terakhir aktivitas ini menjadi sebuah olah raga. Dalam dekade terakhir caving telah berubah karena adanya peralatan dan baju perlindungan modern.
Banyak keahlian dalam caving dapat diguanakan di olah raga lain sepertai penjelajahan tambang dan penjelajah perkotaan.E.Komplek Gua Indrakila
Gua Arjuna Minturaga Rarabi (Foto: Nita)
Proses Terbentuknya Gua Gua terbentuk pada dasarnya karena masuknya air ke dalam tanah. Berikut ini tahapan proses terbentuknya gua :
a. Tahap awal, air tanah mengalir melalui bidang rekahan pada lapisan batu gamping menuju ke sungai permukaan. Mineral-mineral yang mudah larut dierosi dan lubang aliran air tanah tersebut semakin membesar. b. Sungai permukaan lama-lama menggerus dasar sungai dan mulai membentuk jalur gua horisontal.
c. Setelah semakin dalam tergerus, aliran air tanah akan mencari jalur gua horisontal yang baru dan langit-langit atas gua tersebut akan runtuh dan bertemu sistem gua horisontal yang lama dan membentuk surupan (sumuran gua).
Bentuk ornamen-ornamen gua merupakan keindahan alam yang jarang kita jumpai di alam terbuka. Di tengah kegelapan abadi proses pengendapan berlangsung hingga membentuk ornamen-ornamen gua ( speleothem ). Proses ini disebabkan karena a ir tanah yang menetes dari atap gua mengandung lebih banyak CO2 daripada udara sekitarnya. Dalam rangka mencapai keseimbangan, CO2 menguap dari tetesan air tersebut. Hal ini menyebabkan berkurangnya jumlah asam karbonat, yang artinya kemampuan melarutkan kalsit menjadi berkurang. Akibatnya air tersebut menjadi jenuh kalsit (CaCO3) dan kemudian mengendap.
Berbagai ornamen gua yang sering di jumpai :
* Stalaktit ( stalactite )
* Stalagmit ( stalagmite )
* Tiang ( column )
* Tirai ( drapery )
* Teras-teras travertin
* Geode (batu permata)
Stalaktit ( stalactite )
Terbentuk dari tetesan air dari atap gua yang mengandung kalsium
karbonat (CaCO3 ) yang mengkristal, dari tiap tetes air akan
menambah tebal endapan yang membentuk kerucut menggantung
dilangit-langit gua.
Berikut ini adalah reaksi kimia pada proses pelarutan batu
gamping :
CaCO3 + CO2 + H2O à Ca2 + 2HCO3
Stalakmit ( stalacmite )
Merupakan pasangan dari stalaktit, yang tumbuh di lantai gua
karena hasil tetesan air dari atas langit-langit gua.
Tiang ( Column )
Merupakan hasil pertemuan endapan antara stalaktit dan stalakmit
yang akhirnya membentuk tiang yang menghubungkan stalaktit
dan stalakmit menjadi satu.
Tirai (drapery)
Tirai (drapery) terbentuk dari air yang menetes melalui bidang
rekahan yang memanjang pada langit-langit yang miring hingga
membentuk endapan cantik yang berbentuk lembaran tipis vertikal.
Teras Travertin
Teras Travertin merupakan kolam air di dasar gua yang mengalir
dari satu lantai tinggi ke lantai yang lebih rendah, dan ketika
mereka menguap, kalsium karbonat diendapkan di lantai gual.
Geode
Batu permata yang terbentuk dari pembentukan rongga oleh
aktifitas pelarutan air`tanah. Kemudian dalam kondisi yang
berbeda terjadi pengendapan material mineral
(kuarsa, kalsit dan fluorit) yang dibawa oleh air
tanah pada bagian dinding rongga.
1) Gua Karang Masigit/Pangulahan Masigit
Letak gua ini berada di sebelah selatan pemukiman penduduk Indrahayu. Gua ini menghadap ke selatan dan memiliki lubang dengan ukuran kecil, berdiameter sekitar 1 meter. Letaknya dekat pohon besar yang berada di belakang salah satu rumah penduduk.
Menurut cerita setempat, gua ini merupakan tempat para pengagung kaum pandawa (kelompok lima bersaudara dalam pewayangan). Di tempat ini mereka membersihkan senjata-senjata sakti milik mereka.
2) Gua Kandang Hayam
Gua ini menghadap ke timur laut dan letaknya sebelah barat yang tidak jauh dari pemukiman penduduk. Ukurang gua tersebut di ukur dari mulutnya memiliki lebar mulut 2 m, tinggi gua 3.2 m, dan panjang ke dalam mencapai 20 m.
Menurut cerita penduduk setempat bahwa di gua ini sering terdengar suara ayam yang hendak mencari makan di kala pagi dan suara riuhnya ayam yang kembali ke kandang di kala sore. Hal itu terjadi mulai tahun 1960 hingga 1980-an. Oleh karena itu gua tersebut dinamakan Kandang Hayam.
Gua ini merupakan gua terbesar yang ditemukan di daerah tersebut. Gua ini menghadap ke arah tenggara dengan ukuran lebar mulut gua 4,5 m, tinggi 8 m, dan panjang ke dalam gua 22 m. Di tempat ini sering ditemukan beberapa jenis sesajen dan tempatnya.
Menurut cerita penduduk setempat, bahwa di gua ini Sang Adipati Arjuna (satria panengah Pandawa) melakukan tapa ketika dikejar musuh-musuhnya. Di tempat ini pula pada tahun 1970 hingga 1980-an sering dijumpai harimau dan ular (gaib) sang penunggu.
4) Gua Sumur / Embah Dalem Genggang
Gua ini letaknya di depan Gua Arjuna Mintu Raga. Hanya saja gua ini mirip sebuah sumur karena mulutnya menghadap ke atas. Gula ini memiliki diameter mulut sekitar 0,80 m dan kedalaman mencapai 30 m. Di dalam gua ini banyak dihuni kelelawar.
Menurut cerita setempat, bahwa di tempat inilah Embah Dalem Genggang asal Grage (Cirebon) bermukim. Diperkirakan bahwa dialah penyiar pertama Agama Islam di daerah tersebut.
5) Gua Karang Nangnengnong
Tempat ini tidak mirip layaknya gua, hanya saja tempat ini merupakan tempat cekungan batu karang di salah satu bukit Indrahayu. Tempat ini diperkirakan berada pada ketinggian 700 m di atas permukaan laut dan menghadap ke timur laut. Tempat ini memiliki ukurang lebar 4 m, panjang 10 m, dan tinggi 2,1 m. di tempat ini banyak terdapat batuan stalaktit yang menggantung dari atap gua. Batuan tersebut bila kita pukul-pukul akan menimbulkan suara seperti gong dan gamelan lainnya. Hal itulah yang menjadikan tempat tersebut dinamakan Karang Nangnengnong.
Menurut cerita setempat, bahwa gua tersebut merupakan tempat pemukiman Nakula-Sadewa (kembaran dari keluarga Pandawa). Pada tahun 1970 hingga 1980-an dari tempat ini sering terdengah tabuhan gamelan wayang yang meriah di malam Jum’at Kliwon.
6) Gua Leutik
Gua ini letaknya di sebelah selatan Gua Karang Nangnengnong dan menghadap ke utara. Gua ini memiliki lebar mulut gua bagain bawah kurang lebih 1 m, lebar mulut gua bagian atas 40 cm, dengan tinggi 1,4 m, dan panjang ke dalam sebesar kurang lebih 12 m. satu meter ke dalam gua ruangannya sempit, tapi setelah melewati celah sempit di dalamnya memiliki ruangan yang besar. Ketika pertama kali ditemukan, gua ini memiliki sebuah arca naga dari batu yang berukuran sebesar kuda. Namun sayang, kini arca tersebut sudah lenyap.
Menurut cerita gua ini dulunya dihuni oleh seekor ular besar yang disebut Ambu Naga Runting atau Oray Sapda. Gua ini dikenal juga dengan gua racun ular.Soal arca ular, penulis menjumpainya di sebuah ruangan di gua ini tahun 1989. Luar baisa...!!!
7) Karang Nangtung
Tempat ini layak sebuah tebing di salah dari sebuah bukit. Letaknya di bagian atas Gua Leutik dan merupakan puncak dari bukit tersebut, sekitar 800 m di atas permukaan laut. Tebing ini posisinya tegak lurus (900) dari permukaan tanah. Tebing ini memiliki ketinggian kurang lebih 20 m dan panjang 16 m. Keadaan tempat ini sangat menarik bagi para pemanjat tebing karena bisa digunakan untuk olahraga panjat tebing.
8) Gua Partapaan Munding
Letak gua ini sekitar 200 m di sebelah barat daya Karang Nangtung dan merupakan daerah puncak bukit. Gua tersebut mirip dengan sebuah celah yang buntu. Mulut gua ini memiliki lebar kurang lebih 1m dan tinggi 5 m serta panjang ke dalam sekitar 10 m.
Dulu tempat ini sering dijadikan tempat bertapanya kerbau-kerbau aduan. Bilamana seekor kerbau ingin menjadi kerbau yang tangguh dan kuat, maka kerbau tersebut harus bertapa di sana agar dapat memenangkan suatu pertandingan adu jago.
9) Karang Luatan
Karang Luatan merupakan sebuah tempat di sebelah barat perkampungan penduduk Indrahayu yang berada di lereng bukit Indrahayu. Di Karang Luatan ini terdapat sebuah batu besar yang berukuran sebesar rumah tipe 21. Menurut ceritera bahwa di tempat itu telah terjadi pembunuhan sadis. Seorang yang memiliki jabatan Kabayan (pesuruh) dari desa tetangga dibunuh oleh majikannya dengan cara ditimpa dan dikubur batu tersebut. Ditempat ini cocok untuk latihan panjat tebing.
10) Gua Landak
Gua ini belum pernah dimasuki manusia karena di gua tersebut menjadi sarang landak dan sejenisnya. Letak gua ini berada 7 m di sebelah kiri Gua Karang Nangnengnong.
11) Gua Arjuna Satra Bahu
Mulut Gua Arjuna Sastrabahu(gmbr dijepret Deddy Kemit,28/05/2010)
Gua ini berada dipaling atas dari yang lain, mulut gua hanya berdiameter 100cm, mempunyai kedalaman sekitar 90 meter, terdapat teras pertama dan selanjutnya sumuran sedalam 15 meter. Setelah mencapai kedalaman ini, akan ditemukan ruangan luas. Gua ini ditemukan beberapa bulan yang lalu.(penulis dengan tim riset Harimau Jawa mencoba masuk ke teras pertama pada 28 Mei 2010).Tanggal 12 Juni 2010, kami kembali kesana lagi untuk mencoba menelusurinya.
Selain beberapa gua, dikawasan karst ini juga ditemukan tempat makamnya Semar, sebelah barat gua Arjuna Sastrabahu, dan tempat dibunuhnya Kabayan (tokoh cerita Pasundan) oleh majikannya.Menurut Pak Ruskanda masih ada beberapa gua belum ditemukan pintunya, meski beliau sudah dapat wangsit dan tempatnya.
Gua Indrakila menurut Bapak Ruskanda ditemukan tahun 1428 M oleh Kakek Buyut Kasipan, kawasan ini mempunyai luas 10 Ha.Pemda Kuningan melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, memasukkan kawasan ini sebagai tujuan wisata di Kabupaten Kuningan. Namun sayang tidak ditemukan fasilitas buat pengunjung, karena hanya dikelola apa adanya.
salam kenal bos dari blogger kesambi cirebon.
BalasHapuswahh seru banget di dalam gua. boss gua ini lokasinya di mana
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusSangat senang masih ada pihak-pihak yang perduli untuk mengunjungi, melihat, membantu, bahkan ikut serta berpartisifasi dalam mengembangkan potensi alam di daerah. Semoga tulisan anda ini dapat menjadi inspirasi bagi pemerintah daerah maupun masyarakat setempat guna mengembangkan lebih lanjut aset yang sangat berharga ini. Terima Kasih dan salam kenal
BalasHapus@Kang Johan...Salam kenal kembali...seru yah, hayu atuh kapan kesana ?
BalasHapus@Kecamatan Karangkancana...sebenarnya kita (Petakala Grage Cirebon) telah beraktivitas disana sejak 1986 dan tahun 1992 kita pasang nama-nama gua. Tahun 2010 bulan Mei, kita sedang mengadakan riset mandiri Harimau Jawa. Karena kami meyakini di kawasan ini khususnya di Gunung Tilu masih terdapat Harimau Jawa...mohon dukungan dari seluruh masyarakat Karangkancana.
BalasHapusKomplek Gua Indrakila, merupakan Kawasan Karst yang harus dilindungi, karena manfaatnya sangat luar biasa.Salam Lestari,
terima kasih kang infonya mudah-mudahan bermanfaat.
BalasHapusoya kapan-kapan kita ekspedisi lagi ke komplek indrakila yang belum di temukan..hee