15 Juli 2010

Freeport Produksi Uranium Secara Diam-diam

Jayapura (ANTARA) - Freeport diduga menggali bahan baku uranium secara diam-diam sejak delapan bulan silam, kata Yan Permenas Mandenas S.Sos Ketua Fraksi Pikiran Rakyat Dewan Perwakilan Rakyat Provinsi Papua kepada ANTARA di Jayapura, Selasa, di ruang kerjanya.

"Kegiatan ini dilakukan secara tersembunyi dan telah berlangsung cukup lama," ungkapnya yang juga anggota Komisi C DPRDP.

Ia menambahkan, Freeport telah mencuri hasil kekayaan masyarakat Papua dan membohongi pemerintah dengan hasil tambang yang disalurkan lewat jaringan pipa-pipa bawah tanah.

"Selain emas, uranium juga diproduksi oleh Freeport," tambahnya.

Informasi ini menurutnya, didapatkan dari sejumlah masyarakat dan karyawan Freeport di Timika.

"Selain karyawan dan masyarakat, saya juga mendapat laporan dari sumber yang dapat dipercaya," tandasnya.

Hal ini sangat disayangkan mengingat pajak yang didapatkan dari perusahaan emas terbesar didunia ini, hanya berjumlah Rp30 milyar pada tahun lalu.

Mandenas juga mengeluhkan, bahwa dewan belum bisa bergerak karena terkendala masalah klasik, yaitu belum ada alokasi dana untuk turun ke lapangan.

"Kami belum bisa ke lapangan karena terkendala dana," katanya.

06 Juli 2010

Polres Cirebon Amankan Lima Aktivis Greenpeace




AKIM GARIS/"PRLM"
AKIM GARIS/"PRLM"
 Sejumlah aktivis Green Peace dari sejumlah negara Asia usai menghadiri deklarasi masyarakat melawan
batubara dan mendukung energi bersih terbarukan di Desa Waru Duwur Kec. Mundu, Kab. Cirebon, Senin (5/7) siang.*
SUMBER,(PRLM).-Sebanyak lima orang aktivis Greenpeace dari empat negara asing sempat digiring jajaran petugas dari Kepolisian Resort (Polres) Cirebon, setelah turut menghadiri deklarasi masyarakat melawan batubara dan mendukung energi bersih terbarukan bersama aktivis lain asal Indonesia di tanggul Sungai Waru Duwur, Desa Waru Duwur, Kec. Mundu, Kab. Cirebon, Senin (5/7) siang.
Kelima aktivis yang mewakili Greenpeace tersebut masing-masing Mr. Sutti Atchasai dan Ms. Uaeng-Fa Chumket dari Thailand, Ms. Jean Marie Ferraris asal Philippines, Mr. Fusheng Yan dari China dan Mr. Sudheer Kumar Puthiya Valappil dari India.
Pengamanan mereka yang tetap masih dalam satu mobil dan dikawal ketat petugas menuju Polres Cirebon di Sumber tersebut sempat mendapatkan perlawanan dari masyarakat desa setempat. Apalagi, ketika petugas juga akan memeriksa M. Aan Anwarudin, Koordinator Rakyat Penyelamat Lingkungan (Rapel) Cirebon. Ratusan warga rela berjalan kaki mengikuti sejumlah mobil petugas yang mengawal mobil rombongan aktivis Greenpeace menuju jalan raya yang jaraknya mencapai 1 kilo meter.
Deddy Madjmoe,(raincoat hijau), Kang Alwi(kanan), Mba Yayah, Mas Arip (Greenpeace Asia Tenggara) dan 
Aktivis Rapel Di Kantor Imigrasi Cirebon.

Warga sempat memblokir jalan pantura hingga jalur yang menghubungkan Cirebon-Losari sempat macet sekitar sepuluh menit."Pokoknya kami tidak terima, aktivis dari Greenpeace yang turut memperjuangkan nasib kami dibawa polisi, apalagi saudara Aan Anwarudin yang ditangkap," kata seorang warga.
Wakil Kepala Kepolisian Resort (Wakapolres) Cirebon, Komisaris Subiantoro yang datang ke lokasi memberikan penjelasan kepada warga terkait pemeriksaan sejumlah warga asing tersebut, namun, hanya beberapa warga saja yang memaklumi, sebagian besar menolak aktivis dibawa ke Polres.
"Mereka akan kami periksa, karena aktivis dari negara asing, kita mau menanyakan apa motivasi para aktivis itu. Lagi pula, penyelenggara di sini tidak memiliki izin," kata Wakapolres.
Sementara itu, Koordinator Rapel Cirebon, M. Aan Anwarudin mengaku sangat kecewa dengan tindakan aparat penegak hukum yang membawa aktivis asing ke Mapolres Cirebon.
"Penangkapan itu tidak adil. Karena PLTU ketika membangun projek pada tahun 2007 Amdalnya baru ada tahun 2008, tapi penegak hukum tidak mempersoalkannya. Kini mereka (aktivis asing-red) itu membantu kita dipermasalahkan. Kemudian, kalau mempersoalkan izin, kami cuma mengadakan konferensi pers masa harus izin dulu," kata Aan.
Aan yang didukung masyarakat Desa Waru Duwur mengancam nanti sore atau besok jika teman-teman aktivis dari Greenpeace tidak dibebaskan akan memblokir jalur pantura.(A-146/kur).***
Info : Pikiran Rakyat
Greenpeace SEA-Indonesia
Racikan Obat Herbal
CAMPAKA KAROMAH Khusus Untuk Direbus/Godogan, Insyaallah Dapat Menyembuhkan Penyakit Yang Anda Derita.

Formulator : Deddy kermit madjmoe
Hotline: 081324300415
Jl. Buyut Roda Gg.Polos No.84 Ciledug Cirebon Jawa Barat 45188

Pasien TIDAK MAMPU dan KURANG MAMPU Jangan TAKUT Untuk Berobat Pada Kami....!!!! Kami Tetap akan melayaninya.