09 Maret 2009

SAVE OUR CISANGGARUNG

Longsor Hambat Jalur Cirebon-Kuningan
Rabu, 04 Maret 2009 , 17:29:00

CIREBON, (PRLM).-Jalur selatan Cikuning (Cirebon-Kuningan) longsor. Arus lalu lintas penghubung dari Kecamatan Waled (Cirebon) ke Luragung (Kuningan) barat lumpuh. Hujan lebat yang turun selama sepekan terakhir membuat lereng bukit Maneungteung, Desa Waled Asem longsor. Berbarengan dengan tingginya luapan Sungai Cisanggarung yang berada persis di dasar lereng.
Informasi yang dihimpun "PRLM", Rabu (4/3), akibat longsornya lereng Meneungteung, arus lalu lintas menjadi terganggu. Truk tronton pengangkut tanah urug untuk jalan tol Kanci-Pejagan terpaksa antri bila melalui daerah longsor.
Setengah bahu jalan, terutama lajur ke arah Cirebon, terkepras akibat dinding lereng yang longsor. Sejauh ini, belum ada penanganan darurat mengatasi longsoran.
Penanganan baru sebatas memberi tanda-tanda di lokasi longsor. Benteng penahan tanah dibuat seadanya hanya dengan bambu-bambu yang ditanam dan diberi tumpukan batu belah. Para pengguna jalan dan warga di perbatasan Cikuning rata-rata mengaku khawatir. Sebab longsoran masih mungkin makin parah dan bahu jalan yang tergerus bisa bertambah lebar.
Apalagi bila melihat lereng yang miring mendekati sudut 45 derajat. Ditambah tinggi lereng dari dasar yang berupa sungai dan atas berupa jalan, mencapai sekitar 50 meter lebih.
"Bila tidak ditangani lebih permanen, seluruh bahu jalan bisa terputus. Longsor sangat mungkin bertambah parah mengingat hujan masih terus turun dan sungai meluap," tutur Deddy Madjmoe, Ketua LSM Petakala Grage yang juga warga setempat.
Bila longsor yang panjangnya mencapai 30 meter lebih makin hebat, jalan Cikuning yang dibuat sejak jaman Belanda bisa terputus total. Itu berarti warga perbatasan harus memutar bila mau bepergian melintas batas kedua daerah.
"Setiap hari ribuan warga menggunakan jalan itu dengan berbagai kendaraan. Bila terputus, harus memutar sangat jauh karena satu-satunya penghubung perbatasan jalan itu," tutur dia. Di lereng Maneungteung, sejak musim hujan turun dan Cisanggarung meluap, terdapat sejumlah titik rawan longsor. Beberapa diantaranya berada di sepanjang jalan Cikuning tersebut.(A-93/A-50)**

SAVE OUR CISANGGARUNG

DAS Cisanggarung Sudah Tak Mendukung

Posted by mitradialog on Feb 27th, 2009 and filed under Halaman Utama. You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. You can leave a response or trackback to this entry

TINGKAT kerusakan daerah aliran sungai (DAS) Cisanggarung tergolong cukup parah sehingga berpotensi membahayakan penduduk yang bermukim tidak jauh dari sungai tersebut. Banjir akibat meluapnya sungai yang merupakan batas wilayah Jabar-Jateng ini diperkirakan masih akan terus terjadi sepanjang belum ada penanganan serius dari semua pihak.
Hal itu disampaikan aktivis lingkungan, Deddy Majmoe, Kamis (26/2), menanggapi bencana banjir akibat meluapnya Sungai Cisanggarung dua hari terakhir. Menurut Dedi, tingginya tingkat sedimentasi (endapan lumpur) di sungai yang lebarnya mencapai 40-60 meter itu merupakan penyebab utama banjir.
“Dari mulai hulu hingga hilir lingkungan sekitar DAS Cisanggarung sudah tidak lagi mendukung. Artinya terjadi kerusakan lingkungan yang sangat parah sehingga palung sungai tidak mampu lagi menahan besarnya volume air. Menurut saya hal ini merupakan suatu yang membahayakan,” tutur Deddy.
Ketua LSM Petakala Grage ini mengungkapkan, dirinya bersama sejumlah aktivis pecinta alam pernah menelusuri Sungai Cisanggarung dari mulai kawasan Kab. Kuningan hingga berakhir di Losari. Hasilnya cukup mengejutkan di mana ekologi di sekitar DAS sudah sangat rusak. “Betapa kurangnya daya dukung lingkungan di DAS Cisanggarung. Jika terus dibiarkan seperti sekarang banjir akan lebih parah,” paparnya.
Dedi menambahkan banjir di pantai utara (pantura) akan menjadi masalah yang sangat kompleks pada masa mendatang. Banjir juga akan melanda beberapa kilometer dari pantura karena antara hulu denga hilir sungai memiliki kaitan yang sangat erat dalam hal memberi ruang gerak laju air.
Dedi menyatakan, saat ini genangan air kerap kali terjadi di sepanjang daerah aliran sungai Cisanggarung. Untuk itu harus ada upaya antisipatif yang harus diambil dan paling tepat untuk meminimalisir dampak negatif dari kegiatan pembangunan yang semakin intensif.
“Langkah tersebut harus mengganti pendekatan yang selama ini dilakukan, yaitu cenderung untuk mengatasi krisis yang terjadi daripada melakukan upaya berkelanjutan yang erat kaitannya dengan solidaritas antargenerasi,” papar
Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk-Cisanggarung (BBWSCC), mengakui sepanjang DAS Cisanggarung mengalami kerusakan lingkungan. Hal ini diperparah dengan tingkat curah hujan dalam beberapa minggu terakhir cukup tinggi sehingga banjir susulan sangat mungkit terjadi.
Kasi Data & Informasi BBWSCC. Sulistio E.P., A.T.P., M.T., mengatakan, sepanjang masih ada hujan dengan intensitas waktu tiga jam berturut-turut maka sungai-sungai berpotensi meluap.
Ia mengatakan, sungai yang ada di pantura kini dalam kondisi rusak. Dari mulai pendangkalan, penyempitan, bahkan ada pula sungai yang sengaja dibendung untuk keperluan areal pertanian. Hal ini memperburuk persoalan sehingga daya dukung sungai berkurang.Johana/MD

Greenpeace SEA-Indonesia
Racikan Obat Herbal
CAMPAKA KAROMAH Khusus Untuk Direbus/Godogan, Insyaallah Dapat Menyembuhkan Penyakit Yang Anda Derita.

Formulator : Deddy kermit madjmoe
Hotline: 081324300415
Jl. Buyut Roda Gg.Polos No.84 Ciledug Cirebon Jawa Barat 45188

Pasien TIDAK MAMPU dan KURANG MAMPU Jangan TAKUT Untuk Berobat Pada Kami....!!!! Kami Tetap akan melayaninya.