DAS Cisanggarung Sudah Tak Mendukung
Posted by mitradialog on Feb 27th, 2009 and filed under Halaman Utama. You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. You can leave a response or trackback to this entry
TINGKAT kerusakan daerah aliran sungai (DAS) Cisanggarung tergolong cukup parah sehingga berpotensi membahayakan penduduk yang bermukim tidak jauh dari sungai tersebut. Banjir akibat meluapnya sungai yang merupakan batas wilayah Jabar-Jateng ini diperkirakan masih akan terus terjadi sepanjang belum ada penanganan serius dari semua pihak.
Hal itu disampaikan aktivis lingkungan, Deddy Majmoe, Kamis (26/2), menanggapi bencana banjir akibat meluapnya Sungai Cisanggarung dua hari terakhir. Menurut Dedi, tingginya tingkat sedimentasi (endapan lumpur) di sungai yang lebarnya mencapai 40-60 meter itu merupakan penyebab utama banjir.
“Dari mulai hulu hingga hilir lingkungan sekitar DAS Cisanggarung sudah tidak lagi mendukung. Artinya terjadi kerusakan lingkungan yang sangat parah sehingga palung sungai tidak mampu lagi menahan besarnya volume air. Menurut saya hal ini merupakan suatu yang membahayakan,” tutur Deddy.
Ketua LSM Petakala Grage ini mengungkapkan, dirinya bersama sejumlah aktivis pecinta alam pernah menelusuri Sungai Cisanggarung dari mulai kawasan Kab. Kuningan hingga berakhir di Losari. Hasilnya cukup mengejutkan di mana ekologi di sekitar DAS sudah sangat rusak. “Betapa kurangnya daya dukung lingkungan di DAS Cisanggarung. Jika terus dibiarkan seperti sekarang banjir akan lebih parah,” paparnya.
Dedi menambahkan banjir di pantai utara (pantura) akan menjadi masalah yang sangat kompleks pada masa mendatang. Banjir juga akan melanda beberapa kilometer dari pantura karena antara hulu denga hilir sungai memiliki kaitan yang sangat erat dalam hal memberi ruang gerak laju air.
Dedi menyatakan, saat ini genangan air kerap kali terjadi di sepanjang daerah aliran sungai Cisanggarung. Untuk itu harus ada upaya antisipatif yang harus diambil dan paling tepat untuk meminimalisir dampak negatif dari kegiatan pembangunan yang semakin intensif.
“Langkah tersebut harus mengganti pendekatan yang selama ini dilakukan, yaitu cenderung untuk mengatasi krisis yang terjadi daripada melakukan upaya berkelanjutan yang erat kaitannya dengan solidaritas antargenerasi,” papar
Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk-Cisanggarung (BBWSCC), mengakui sepanjang DAS Cisanggarung mengalami kerusakan lingkungan. Hal ini diperparah dengan tingkat curah hujan dalam beberapa minggu terakhir cukup tinggi sehingga banjir susulan sangat mungkit terjadi.
Kasi Data & Informasi BBWSCC. Sulistio E.P., A.T.P., M.T., mengatakan, sepanjang masih ada hujan dengan intensitas waktu tiga jam berturut-turut maka sungai-sungai berpotensi meluap.
Ia mengatakan, sungai yang ada di pantura kini dalam kondisi rusak. Dari mulai pendangkalan, penyempitan, bahkan ada pula sungai yang sengaja dibendung untuk keperluan areal pertanian. Hal ini memperburuk persoalan sehingga daya dukung sungai berkurang.Johana/MD
Nice Info...
BalasHapus