08 Maret 2009
SAVE OUR CISANGGARUNG : MENGENAL BIOPORI
Sebelum berubah pikiran...(RTRW dan RUTR)
DIJUAL SEGERA "TANPA PERANTARA" CADANGAN GALIAN SELUAS 16OO HA di Kec.Waled Kab.Cirebon Jawa Barat Indonesia
Bahan Galian ini, TERBUKTI cocok untuk mengurug jalan tol Kanci-Pejagan (sekarang Bakrie Toll Road), pltu... dan terbukti bukan janji, juga sangat baik untuk mendangkalkan sungai Cisanggarung, Ciberes dan sungai-sungai lain. Terbukti membuat konflik antar komponen masyarakat. Terbukti melenyapkan flora dan fauna liar. Dan terbukti menghilangkan mata air....serta sangat AMPUH untuk menggurunkan kawasan karst sebagai daerah resapan air...dan menghilangkan CAGAR BUDAYA serta potensi tanaman yang bermanfaat untuk obat. Juga bahan galian ini terbukti menutup mata dan telinga para pengambil keputusan. Dan dapat memangkas solidaritas antar generasi sampai 25 turunan. Hebat yach...
tidak memakai ijin yang berbelit-belit, tinggal koordinasi kemana-mana (baca: asal, sawer...wer...wer...yang banyak kesana kemari). Beli 5 hektar dapat gratis nyolong 20 hektar + GRATISS... termasuk jasa pengusiran mahkluk halus dilokasi, seperti raja jin,siluman, tuyul dll.
. Tim Advokasi Nirlaba Lingkungan Hidup Petakala Grage Dan Masyarakat Maneungteung
" MAU MENDUKUNG ATAUPUN MAU MENCEKAL GERAKAN KAMI TETAP AKAN KAMI HORMATI DENGAN SUKACITA DAN DUKACITA " Buruan nanti sech Perda Galian mau dirubah...
Jalan Buatan VOC
KUNINGAN : Sejumlah pengemudi terutama kendaraan roda empat, terlihat sangat hati-hati ketika melintas Jalur Kuningan-Ciledug Cirebon yang nyaris terputus, yang hingga Sabtu (7/3) siang tadi, belum terlihat diperbaiki.
Namun, beberapa orang pekerja di pinggir sungai sekitar lokasi bahu jalan yang nyaris terputus itu terlihat sedang menggali bagian tanah untuk penahan air sungai yang terus mengancam badan jalan tersebut.
Deddy Madjmoe, dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Petakala Grage, menduga amblasnya jalan itu erat kaitannya dengan adanya penamabangan tanah di bukit maneungteung.
Semenjak adanya kegiatan eksploitasi penambangan di bukit Azimut ( Maneungteung) Desa Waled, sudah melihat terjadinya kerusakan lingkungan akibat dari eksploitasi tambang yang tidak berwawasan lingkungan.
"Saya sudah memprediksi kegiatan penambangan di bukit Azimut akan menimbulkan dampak negatif. Bukan hanya hilangnya nilai keindahan alam, tapi menimbulkan erosi dan sedimintasi yang akhirnya terjadi banjir Lumpur dan banjir bandang," paparnya.
Oleh sebab itu, Deddy mendesak jalan yang nyaris terputus itu segera diperbaiki, sebab jika dibiarkan jalan buatan VOC yang amblas dan longsoran tebing yang menutup sebagian saluran irigasi utama sungai Maneungteung jalur itu akan terputus.
Selain itu Deddy juga mendesak penambangan tanah di bukit Azimut Desa Waled dan Desa Ciuyah segera dihentikan.
"Penutupan galian bukit Azimut oleh Pemkab Cirebon beberapa hari lalu hanya akal-akalan bupati untuk cuci tangan dan melindungi kepentingan para penggali sendiri, buktinya, sampai hari ini penggalian itu tetap berlangsung," paparnya. (BC-99) Berita Cerbon
Ad-Dinawari Bapak Botani dari Dunia Islam
Ad-Dinawari Bapak Botani dari Dunia Islam
Ketika Revolusi Pertanian Islam bergulir di era kekhalifahan, para insinyur Muslim berhasil mencapai kemajuan yang begitu gemilang dalam ilmu tumbuh-tumbuhan alias botani. Para ahli botani Muslim di zaman keemasan Islam mam pu menampilkan keahliannya dalam agronomi, agroteknik, meteorologi, klimatologi, hidrologi, penguasaan lahan, serta manajemen usaha pertanian.
Tak cuma itu, para ahli botani dan pertanian Muslim juga sudah menguasai beragam pengetahuan lainnya, seperti ekologi, pertanian, pedologi, irigasi, serta pengetahuan penunjang pertanian lainnya. Berkat penguasaan pengetahuan itulah, Revolusi Hijau yang dikembangkan dunia Islam mencapai puncak kesuksesan.
Salah seorang insinyur Muslim yang menjadi otak di balik kesuksesan Revolusi Hijau itu adalah ad- Dinawari (828-896 M). Toufic Fahd (1996), dalam bukunya bertajuk Bo tany and Agriculture menabalkan ad-Dinawari sebagai pendiri botani atau ilmu tumbuh-tumbuhan di dunia Islam. Sejatinya, dia layak ditahbiskan sebagai Bapak Botani.
Botani merupakan kajian saintifik untuk kehidupan tumbuhan. Se bagai satu cabang biologi, botani kadang kala dirujuk sebagai sains tumbuhan atau biologi tumbuhan. Botani merangkumi berbagai disiplin saintifik yang mengkaji struktur, pertumbuhan, pembiakan, metabolisme, perkembangan, pen y a kit, ekologi, dan evolusi tumbuhan.
Sang insinyur telah menulis sebuah buku botani yang sangat menakjubkan pa da abad ke-9 M yang berjudul Kitab al-Nabat (Buku Tumbuhtumbuhan). Dalam kitabnya itu, ad-Dinawari mam pu menjelaskan sekitar 637 jenis tanaman. ‘’Ad-Dinawari pun membahas evolusi tanaman mulai dari kemunculan hingga kematian,’‘ ung kap Taufic Fahd. Tak hanya itu, sang insinyur juga mengupas fase pertumbuhan tanaman, produksi bunga, dan buah.
Sejatinya, ad-Dinawari bernama lengkap Abu Hanifah Ahmad ibnu Dawud Dinawari. Insinyur asal Persia itu dikenal sebagai ilmuwan serbabisa. Selain sebagai perintis botani, ad-Dinawari juga dikenal menguasai beragam ilmu, seperti astronomi, pertanian, metalurgi, geografi, matematika, dan sejarah.
Ad-Dinawari terlahir pada tahun 828 M di Kota Dinawar—perbatasan antara wilayah Hamadan dan Ker manshah—kini berada di Iran Ba rat. Ayahnya bernama Abu Hanifa Ahmad bin Dawud bin Wanand. Sang ilmuwan Muslim ini sejak kecil sudah menunjukkan minatnya yang tinggi terhadap ilmu pe ngetahuan. Ia mempelajari beragam ilmu, seperti astronomi, matematika, dan mekanik di Ishafan, Iran.
Selain itu, ilmu bahasa dan sastra juga telah membetot perhatian ad-Dinawari. Untuk mempelajari bahasa dan sastra, ad-Dinawari harus hijrah ke dua kota penting di Irak pada zaman kejayaan Dinasti Abbasiyah, yakni Kufah dan Basrah. Sang ilmuwan Muslim fenomenal itu meninggal dunia pada 24 Juli 896 M di kota kelahirannya, Di na war. Nama ad-Dinawari pun diambil dari kota tempat kelahiran dan kematiannya.
Prof MR Izady dalam karyanya bertajuk The 1.100 Anniversary of Abu-Hanifa Dinawari menuturkan, saat itu, Kota Dinawar telah menjelma sebagai kota besar di Kurdistan Selatan. Dinawar terletak di kawasan yang strategis karena berada di antara wilayah Timur dan Barat yang dikenal sebagai jalur utama perdagangan internasional, Jalur Sutera. ‘’Hingga kini, kota itu dikenal sebagai penghasil ilmuwan dan pemikir, seperti ad-Dinawari,’‘ cetus Prof Izady.
Menurut catatan sejarah, ad-Dinawari adalah keturunan bangsa Kurdi. Ia merupakan keturun an Wanand. Ad-Dinawari me rupakan generasi kedua yang memeluk agama Islam. Dari kota itu, terlahir juga seorang ula ma dan ahli agama ber nama Muham mad ibnu Abdullah ibnu Mihran Dinawari dan ahli tata bahasa yang bernama Abu-Ali Ahmad ibnu Jafar ibnu Badh Dinawari.
‘’Mereka juga adalah generasi kedua yang memeluk Islam,’‘ papar Prof Izady. Menurut dia, hingga ki ni, penduduk Kota Dinawar tak pernah melupakan jasa dan kontri busi yang diberikan Abu Hanifa ad- Dinawari dalam mengembang kan ilmu pengetahuan. Setiap ta hun, masyarakat di kota itu memperingati hari Abu Hanifa Di nawari.
“Sungguh luar biasa, penduduk asli kota itu sangat menghormati Abu Hanifah Dinawari berkat kontribusinya bagi sejarah dan kebudayaan,’‘ tegas Prof Izady. Salah satu kontribusi paling penting yang diberikan ad-Dinawari bagi peradaban manusia adalah Kitab al-Nabat. Itulah sebabnya dia dianggap sebagai penemu botani dari Arab.
Dia juga dianggap sebagai penulis pertama yang mendis kusi kan bang sa Kurdi. Ia mengupas jejak dan sejarah bangsa Kurdi lewat bukunya yang bertajuk Ansab al-Akrad (Keturunan Kurdi). Ad-Di nawari pun dikenal sebagai se orang sejarawan. Karya sejarahnya dituangkan dalam buku berjudul Kitab al-Akhbar al-Tiwal (Book of Long Narratives). Buku itu mengi sahkan jejak kehidupan manusia mulai dari pra-Islam hingga era Islam.
Ad-Dinawari dikenal sebagai seorang pemikir berkelas dunia. Para ilmuwan modern mengagumi ketelitian, ketepatan, serta keandalan ilmuwan Persia itu. Tak heran jika namanya disejajarkan dengan ilmuwan Muslim legendaris, seperti Ibnu Khaldun yang dikenal lewat bukunya yang berjudul Al-Muqaddimah. Ad-Dinawari dikenal dengan keluasan ilmu pengetahuannya.
Karya ad-Dinawari yang sudah hilang ternyata bisa ditemukan lagi dalam karya ilmuwan lain. Banyak ilmuwan yang menja di kan bu ah pikirnya se bagai referensi dan ada pula yang menulis ulang bukunya. Se ja rawan dan ahli etnografi terkenal, Mas’ udi, mengata kan, Ibnu Qutayba Dina wari telah mengkopi Buku Orientasi Per bintangan (Book of Astral Orientati ons) karya Abu Hanifa ke dalam karyanya.
Dalam bidang astronomi, sosok ad-Dinawari pun begitu dihormati dan dikagumi. Ia dikenal sebagai seorang astronom hebat asal Persia yang me nemukan Galaksi Andromeda. Sejarawan B Lewin dalam biografi tentang Abu Hanifa ad- Di nawari mengatakan, generasi muda Mus lim patut mencontoh sang ilmu wan. Salah satu hal yang menarik dari ad-Dinawari adalah ketepatan dan ketelitiannya saat melakukan penelitian.
Satu lagi, kita menemukan tokoh Muslim yang begitu hebat dari era kejayaan Islam. Seorang ilmuwan yang tak pernah dilupakan masyarakat Kota Dinawar. Setiap tahun, masyarakat kota itu memperingati hari wafat Abu Hanifa ad-Dinawari. Semangat dan perjuang an hidupnya tetap dilestarikan. Itulah sebabnya Dinawar menjadi kota penghasil pemikir dan ilmuwan. desy susilawati/heri ruslan
Kontribusi Sang Ilmuwan
Botani
Pada abad ke-9 M, ad-Dinawari telah menemukan ilmu tumbuhan-tumbuhan alias botani. Ia mengupas dan membedah botani lewat karyanya Kitab al-Nabat (Buku Tumbuh-tumbuhan) yang terdiri atas enam volume. Sayangnya, beberapa volume telah punah, hanya volume ketiga dan kelima yang tersisa. Meski begitu, volume keenam dari kitabnya itu telah menjadi bagian rekonstruksi dasar dalam kutipan dari karya terakhirnya.
Dalam kitabnya itu, ad-Dinawari menguraikan sekitar 637 jenis tanaman. Buku itu ditulis dalam bahasa Arab. Sang ilmuwan menjelaskan aneka jenis tanaman yang ditemuinya dari huruf sin sampai ya. Tak hanya itu, dia juga mendiskusikan evolusi tanaman dari tumbuh/hidup sampai mati, penjelasan tahap tanaman tumbuh, dan memproduksi buah dan bunga.
Buku itu menjadi sumber utama tentang tanaman-tanaman dan penggolongan analisis (morfologi), morfologi tanah dan tentang ilmu air. Selain itu, buku yang fenomenal itu juga menjadi risalah tata bahasa paling lengkap dalam nama-nama tanaman.
Astronomi dan Meteorologi Bagian dari bukunya tentang tanaman juga menguraikan peranan astronomi dan meteorologi Islam dalam pertanian. Ia sudah bisa menentukan awal musim dengan fenomena alam tersebut. Fenomena alam lainnya, seperti badai, guntur, kilat, salju, banjir, lembah, sungai, danau, sumursumur, dan sumber air lainnya dikaji dan dibahas. Semua itu digunakan untuk kepentingan pertanian.
Ilmu Bumi
Bagian dari buku tentang tanaman milik ad-Dinawari juga menguraikan ilmu bumi dalam konteks pertanian. Dia memasukkan batu dan pasir serta menjelaskan perbedaan tipe-tipe tanah serta menandakan tipe-tipe yang cocok untuk tanaman, kualitasnya, dan kandungan tanah yang baik.
Sejarah
Lewat Kitab al-Akhbar at-Tiwal, ad- Dinawari juga dianggap sebagai se orang sejarawan. Selain menceritakan za man pra-Islam, buku sejarahnya juga mengisahkan hari-hari terakhir kekua saan Dinasti Umayyah di Khurasan. Dalam buku itu, diceritakan bagaimana Marwan II—khalifah terakhir Umay yah—dikalahkan oleh pasukan Abbasiyah. she
Adikarya Ad-Dinawari
BIDANG SAINS
- Kitab al-Jabr wa’l-Muqabila (Buku al-Jabar)
- Kitab al-Nabat (Buku tentang Tanaman)
- Kitab al-Kusuf (Buku tentang Gerhana Matahari)
- Kitab al-Radd ala Rasad al-Isfahani (Reputasi Pengamatan
Astronomi al-Isfahani)
- Kitab al-Hisab (Buku Aritmatika)
- Bahth fi Hisb al-Hind (Analisis Aritmatika India)
- Kitab al-Jam’ wa’l-Tafriq (Buku tentang Aritmatika)
- Kitab al-Qibla wa’l-Ziwal(Buku tentang Orientasi Perbintangan)
- Kitab al-Anwa’ (Buku tentang Cuaca)
- Islah al-Mantiq (Perbaikan Logika)
ILMU SOSIAL DAN KEMANUSIAAN
1. Akhbar al-Tiwal (Sejarah Umum)
2. Kitab al-Kabir (Buku Besar Ilmu Sejarah)
3. Kitab al-Fisaha (Buku Retorika)
4. Kitab al-Buldan (Buku Geografi)
5. Kitab al-Shi’r wa’l-Shu’ara (Buku Syair dan Penyair)
6. Ansab al-Akrad (Keturunan Kurdi) she
kerusakan maneungteung
"Kami minta Bupati Cirebon, DPRD Cirebon, Kepolisian, Kejaksaan dan Perum Perhutani Kuningan agar bertindak tegas terhadap usaha penambangan yang tidak berwawasan lingkungan,"kata Deddy, Madjmoe, Ketua LSM Petakala Grage.
Selain itu lanjut dia, pihaknya juga mendesak agar pengusaha penambangan tanah itu untuk segera melakukan penataan ulang (reklamasi) lahan setelah mengadakan penambangan tersebut sesuai surat pernyataan yang dibuat pengusaha itu.
"Sebenarnya pihak pengusaha galian sudah sudah membuat surat pernyataan untuk tidak merusak lingkungan, tapi buktinya semakin hari kondisi Bukit Maneungteung semakin parah," papar dia.
Deddy memberi peringatan kepada pengusaha penambangan tanah urugan untuk tidak melakukan penggalian bagian depan sebelah utara, yang kemungkinan akan memperparah kerusakan lingkungan Bukit Maneungteung. (BC-99)sumber: berita cerbon
Dengan Qur’an Menyelamatkan Terumbu Karang
Oleh: Farid Gaban
Qur’an dan hadist merupakan pesan efektif untuk melestarikan lingkungan alam di Tanzania.
Kepulauan Zanzibar di lepas pantai Tanzania semestinya adalah surga di dunia. Di masa lalu ini merupakan pusat pertemuan niaga Timur-Barat. Kini berisi reruntuhan warisan Islam kuno, rumah-rumah Arab yang indah dengan hamparan pasir pantai putih dihuni pohon-pohon palem menuding langit. Lautnya hangat dengan airnya yang kebiruan, berisi taman terumbu karang di dalamnya.
Tapi, itu dulu. Dalam beberapa dasawarsa terakhir, taman terumbu karang bawah laut terancam oleh praktek pencarian ikan yang merusak. Larangan pemerintah agar nelayan tidak menggunakan dinamit tidak pernah digubris. Pendekatan melalui pesan-pesan adat tradisional juga tidak mempan. Sampai akhirnya sebuah pendekatan baru ditemukan: lewat masjid, Qur’an dan Hadist.
"Qur'an mengajarkan prinsip etika manusia dalam berhubungan dan melindungi mahluk lain,” kata Fazlun Khalid, direktur dan pendiri Islamic Foundation for Ecology and Environmental Sciences (IFEES) yang berpusat di Inggris. “Pesan seperti itu dapat menjadi dasar etika pelestarian alam.”
IFEES adalah salah satu dari organisasi lokal dan internasional yang pada 1998 meluncurkan proyek memanfaatkan ajaran Islam untuk meningkatkan kesadaran tentang pelestarian alam. “Kami menggali ajaran yang hilang dan merumuskannya dalam bentuknya yang modern,” katanya.
Bersama CARE, organisasi Amerika yang bergerak dalam bidang pengentasan kemiskinan, IFEES melakukan pertemuan rutin dengan ulama dan nelayan untuk mendiskusikan ajaran Qur’an yang berkaitan dengan lingkungan dan sumber daya alam.
Menggunakan Qur’an dan hadist serta praktek Nabi Muhammad, mereka berhasil meyakinkan nelayan untuk, misalnya, tidak lagi menggunakan dinamit ketika menangkap ikan.
Mereka juga bekerjasama dengan Perhimpunan Konservasi Pulau Misali, sebuah lembaga swadaya masyarakat yang peduli pada pelestarian pelestarian terumbu karang, untuk melatih imam lokal memasukkan pesan pelestarian alam dalam khotbah Jumat mereka. Misali adalah satu pulau di Kepulauan Zanzibar yang mayoritas penduduknya Muslim.
Misali terkenal memiliki beragam spesies ikan dan kura-kura serta memiliki hamparan karang paling indah di belahan barat Samudera India. Kekayaan laut itu terancam oleh praktek pencarian ikan secara sembrono.
Namun, beberapa tahun setelah proyek diluncurkan, langkah menggunakan ajaran Islam ini terbukti manjur. “Saya akhirnya tahu bahwa cara lama saya mencari ikan telah merusak lingkungan,” kata Salim Haji, seorang nelayan setempat. “Teknik pelestarian ini tidak berasal dari mzungu,” katanya, merujuk pada kata dalam bahasa Afrika Timur untuk “orang kulit putih”. Tambah Salim Haji: “Melainkan dari Qur'an."
Hamza Suleiman, ketua komite pelestarian alam di Desa Wesha, mengatakan penduduk desa telah berpindah dari menggunakan teknik lama yang mengikutkan ikan langka ke dalam tangkapan mereka ke teknik baru yang lebih selektif.
Sebuah kajian CARE pada 2000 menunjukkan 34% nelayan percaya Islam memberikan panduan bagi penganutnya dalam memanfaatkan laut serta isinya. Pada 2003, lima tahun setelah proyek itu diluncurkan, studi lain menunjukkan jumlahnya meningkat menjadi 66%.
Konservasi berdasar Islam juga membawa hasil prositif di Pemba, pulau kecil lain di lepas pantai Tanzania. Ali Abdullah Mbarouk, manajer proyek CARE, mengatakan bahwa seperti di Misali, pesan konservasi tradisional tidak menunjukkan hasil yang diharapkan pada nelayan setempat. “Tapi, ketika warga diberi tahu pemimpin agama, mereka cenderung untuk mengikutinya,” katanya.
Para sponsor proyek itu kini telah menerbitkan sebuah buku panduan Islami dalam bahasa Inggris dan Swahili untuk disebarkan ke seluruh pantai Afrika yang penduduknya berbahasa Swahili dan kelak akan disebarkan pula pada komunitas Islam di seluruh dunia.
Khalid optimistik bahwa model Misali dan Pemba dapat diterapkan untuk komunitas Islam lain di seluruh dunia. Dengan metode sama, lembaga miliknya belakangan ini juga aktif membantu warga Aceh dan Sumatera pada umumnya untuk memulihkan hutan bakau dan mengelola hutan lindung di Sumatera.
“Ulama setempat adalah orang terbaik yang bisa meyakinkan masyarakat akan tanggungjawab mereka untuk mengelola sumber daya alam secara berkelanjutan,” kata Khalid.***Berita cerbon
CAMPAKA KAROMAH Khusus Untuk Direbus/Godogan, Insyaallah Dapat Menyembuhkan Penyakit Yang Anda Derita.
Formulator : Deddy kermit madjmoe
Hotline: 081324300415
Jl. Buyut Roda Gg.Polos No.84 Ciledug Cirebon Jawa Barat 45188
Pasien TIDAK MAMPU dan KURANG MAMPU Jangan TAKUT Untuk Berobat Pada Kami....!!!! Kami Tetap akan melayaninya.