08 Juni 2010

Ikan Gabus Naikkan Kadar Albumin

Cocok Dikonsumsi Penderita Ginjal, TBC, dan HIV/AIDS

JARANG orang tahu kalau ikan gabus yang baunya sangat amis, merupakan penghasil albumin yang dibutuhkan tubuh. Manfaat lainnya untuk kesehatan perlu diketahui.

IKAN gabus atau dalam bahasa ilmiahnya disebut channa striata merupakan sejenis ikan buas yang hidup di air tawar. Tak sedikit pula yang hidupnya di rawa-rawa. Rupanya memang jelek. Baunya juga amis. Ini yang membuat tidak semua orang menyukainya. Padahal, dari segi rasa, ikan ini sangatlah lezat jika dikonsumsi. Tak sulit untuk memperoleh ikan ini, karena mudah ditemukan di pasar-pasar tradisional, bahkan pasar-pasar modern.

Guru besar gizi klinik dari Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, Prof Dr dr Nurpudji A Taslim, MPH, SpGK, mengatakan, belum banyak orang yang menjadikan ikan gabus sebagai lauk favorit. Padahal, selain rasanya yang lezat, ikan gabus juga memiliki manfaat yang sangat besar untuk kesehatan.

"Sejak tahun 1994, kami melakukan penelitian tentang manfaat dan kandungan albumin dalam ikan gabus. Ternyata manfaatnya sangat tinggi, membuat ikan gabus dapat digunakan untuk membantu mempercepat penyembuhan beragam penyakit," kata Nurpudji, Senin, 25 Januari saat ditemui di Pusat Kajian Penelitian (PKP) Unhas.

Nurpudji bersama rekan-rekannya di Universitas Hasanudin berhasil membuktikan kandungan albumin di dalam ikan gabus itu. "Ide penelitian ikan gabus ini berawal dari kebiasaan masyarakat Sulawesi Selatan di beberapa daerah yang selalu memberikan menu ikan gabus jika ada yang sakit. Katanya, mereka yakin kalau ikan gabus ada manfaatnya namun tak bisa membuktikan secara ilmiah," ungkap Nurpudji.

Ia pun bersama rekan-rekannya melakukan uji coba dengan memberikan masakan ikan gabus kepada pasien di Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo (RSWS) Makassar. Setelah pasien mengonsumsi ikan gabus, efeknya luar biasa.

Kadar albumin pasien meningkat sehingga kesehatannya membaik lebih cepat. Akan tetapi, membuat pihak rumah sakit merasa kesulitan karena penyediaannya yang rumit, harus dibuat dalam bentuk bubuk dulu.

Selain alasan penyajiannya yang rumit, komposisinya juga tidak pas. Akhirnya, Kepala Bagian Gizi Fakultas Kedokteran ini bersama rekan-rekannya mengakali dengan membuat ekstrak ikan gabus dalam bentuk cairan yang nantinya dimasukkan melalui pipa saluran makanan.

"Ya, memang cara ini berhasil meningkatkan kadar albumin, akan tetapi banyak pasien yang tetap menolak karena baunya yang amis, sehingga membuat mereka mual dan ingin muntah. Lagi-lagi, kami merasa ini juga belum efektif," kata Nurpudji.

Nurpudji dan rekan-rekannya terus melakukan penelitian tentang cara efektif yang harus diambil. Akhirnya dia dan rekan-rekannya menemukan cara yang dianggap jauh lebih efektif. Ikan gabus dibuat ekstrak dalam bentuk bubuk lalu dimasukkan ke dalam kapsul.

Hasil penelitian yang dilakukan sejak 1994 itu, lalu didaftarkan permohonan patennya dengan nomor P00200600144, berjudul produk konsentrat protein ikan gabus. Departemen Kehakiman mengumumkannya pada 8 Maret 2007 dengan nomor publikasi 047.137.A.

Nurpudji mengaku cara ini sudah terbukti. Pemberian kapsul kepada pasien jauh lebih mudah. Tak ada yang menolak karena seperti layaknya minum obat biasa. Juga, tak perlu repot memasak dan tak perlu takut dosisnya kurang. Ia menambahkan bahwa kapsul memudahkan masyarakat yang sakit dan kurang mampu. "Selain untuk menyembuhkan penyakit, kami berusaha memberikan pelayanan yang murah kepada masyarakat yang kurang mampu dengan kualitas yang baik," kata Nurpudji.

Ia berharap dengan hadirnya kapsul itu bisa menolong dan membantu pasien. Kapsul ekstrak ikan gabus pun dikirim ke berbagai posyandu, puskesmas, dan rumah sakit di beberapa daerah di Indonesia. Selain untuk membantu pasien yang tak mampu, juga dalam rangka meyakinkan para dokter bahwa kapsul tersebut memang benar-benar dapat digunakan untuk mengatasi berbagai penyakit. Terbukti, pasien dengan luka habis operasi, sirosis hati, ginjal, luka yang besar, dan TBC, bisa sembuh lebih cepat.

Berkisar 10 sampai 14 hari kadar albumin pasien bisa naik 0,6 sampai 0,8. Untuk penderita HIV/AIDS, bahkan kadar albuminnya juga bisa naik sehingga berat badan si penderita naik perlahan-lahan. (*) Sumber :
http://lifestyle.fajar.co.id/read/80330/37/index.php
http://www.iapw.info/home/index.php?option=com_kunena&Itemid=55&id=425&catid=10&func=fb_pdf

1 komentar:

trims telah berbagi apapun, mungkin saya yang salah dan anda yang lebih mengerti, jangan sungkan untuk mengkritik saya...oke !

Greenpeace SEA-Indonesia
Racikan Obat Herbal
CAMPAKA KAROMAH Khusus Untuk Direbus/Godogan, Insyaallah Dapat Menyembuhkan Penyakit Yang Anda Derita.

Formulator : Deddy kermit madjmoe
Hotline: 081324300415
Jl. Buyut Roda Gg.Polos No.84 Ciledug Cirebon Jawa Barat 45188

Pasien TIDAK MAMPU dan KURANG MAMPU Jangan TAKUT Untuk Berobat Pada Kami....!!!! Kami Tetap akan melayaninya.